Dalam rangka HUT TABLOID KAMPUS UKI - PAULUS MAKASSAR KE - VII, GAUNG mengadakan "Lomba Karangan Cerpen" yang di ikuti oleh seluruh fakultas yang ada di Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar, keseluruhan peserta yang mengikuti ajang ini berjumlah 13 peserta mewakili Fakultas masing - masing dan kemudian akan mencari 2 pemenang saja yaitu Juara I dan II. Pemenang lomba karangan CERPEN GAUNG masing - masing mendapatkan Hadiah berupa Uang Tunai+Trophy Penghargaan serta kepada Juara I akan dimuat karangan cerpen-nya pada Tabloid Gaung Edisi Khusus/November 2012/Tahun IX, yang diterbitkan pada tanggal 29 November 2012 bersamaan dengan peneguhan Wisuda Sarjana S1 Ke - XXXX dan Wisuda Magister Ilmu Hukum S2 Ke - XVI - Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.
Cerpen Pendidikan
HARI MUDAKU HILANG DI
MAKAN WAKTU
Oleh: Valdo Sapasuru (Pemenang I Lomba Cerpen Gaung)
Hari pertama memulai aktifitas
sebagai seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi ternama di Kota Daeng, membuka lembaran cerita baru yang setiap lebarannya akan diisi dengan hiruk
pikuk kehidupan di kota serta perjalanan hidup seorang pemuda yang akan mengisi
setiap lembar demi lembarnya dengan semangat perjuangan untuk menggapai cita –
cita dan meraih masa depan yang gemilang sebagai bagian dari cerita hidupnya.
Vito
adalah seorang pemuda yang lahir dan dibesarkan di sebuah desa terpencil di
Tolikara – Wamena. Sejak duduk di bangku SMP ia telah bekeinginan untuk melanjutkan pendidikan-nya ke jenjang
yang lebih tinggi yaitu bangku kuliah jikalau nanti-nya Vito lulus dari SMA di
desa-nya, namun sangat di sayangkan, di desa Vito tidak terdapat Universitas,
sehingga kebanyakan pemuda dan masyarakat setempat hanyalah tamatan SMA saja, tetapi Vito memiliki
pandangan dan pemikiran yang berbeda dari kebanyakan pemuda dan masyarakat di
Desanya yang hanya bisa pasrah dan menyerah pada keadaan, namun Vito memiliki keinginan
dan Harapan yang besar untuk meraih cita-citanya dengan melanjutkan pendidikan-nya
ke jenjang yang lebih tinggi lagi yaitu dengan masuk pada sebuah perguruan
tinggi negeri ternama di kota, walaupun ia harus meninggalkan keluarga, teman,
sahabat serta desa tempat ia di lahirkan dan di besarkan.
Pengumuman
Kelulusan tingkat SMA di desa-nya pun akhirnya di umumkan hari ini, Vito pun merasakan
kebahagian yang sangat besar dengan pencapaian Vito selama ini, ia dinyatakan
Lulus dan meraih nilai terbaik. Namun di hari yang bahagia ini, Vito masih merasakan
kesedihan yang mendalam, mengingat karena waktu Vito bersama keluarga, teman
dan sahabat-sahabatnya semakin berkurang dan tak banyak lagi. namun Vito sadar
akan keputusan yang telah dibuatnya, karena ia menaruh harapan yang sangat besar untuk
desanya nanti di kemudian hari, sehingga Vito bertekad untuk selalu kuat dan
tegar dalam menjalani keputusan yang telah manjadi pilihan hidupnya.
Waktu-pun
berlalu begitu cepat, saat-saat yang di nantikan-pun tiba, Vito harus melangkah
jauh meninggalkan desa yang menjadi rumah-nya selama ini, namun semuanya ini telah menjadi pilihan Vito yang
harus ia jalani. Tangis perpisahan-pun melepas kepergian Vito menuju kota
tempat tujuan utama Vito mewujudkan semua harapan dan cita-citanya selama ini.
Keramaian
kota-pun menyambut kedatangan Vito sebagai pemuda desa yang datang ke kota
untuk berjuang menggapai semua mimpi-mimpinya yang ia gantungkan selama ini.
Vito-pun memulai kehidupan barunya di kota sebagai seorang pemuda desa yang memiliki mimpi dan harapan yang
besar untuk desanya kelak. Inilah awal dari perjalanan hidup Vito, Ia mulai Beranjakan kaki-nya dari satu
universitas ke universitas yang lain untuk mengikuti seleksi penerimaan
mahasiswa baru. Dan atas doa dan perjuangan-nya selama ini, akhirnya Vito diterima pada sebuah perguruan negeri ternama
di kota tersebut, walaupun Vito adalah
seorang pemuda Desa namun ia tidak kalah cerdas dibandingkan dengan kebanyakan
pemuda kota. Hari pun berganti hari, musim berganti musim, semuanya di lalui
Vito sebagai seorang mahasiswa kos-kosan yang mulai merasakan kerasnya kehidupan
di kota dan yang terpisah jauh dari sanak keluarga dan teman-teman yang
menyayanginya. Ia pun mulai teringat akan
kehidupan masyarakat di desanya yang enggan untuk meninggalkan kampung halaman mereka hanya untuk melanjutkan pendidikan di kota ke
jenjang yang lebih tinggi yaitu bangku kuliah, akhirnya Vito pun mulai mengerti dan memahami situasi dan kondisi
yang terjadi, setelah Vito mengalami semuanya
dalam hidupnya, ia pun kemudian mulai bertekad kuat untuk merubah
kehidupan di desanya yang di mulai dari diri sendiri dulu kemudian di ikuti oleh semua pemuda di desanya
kelak.
Setiap
harinya Vito menghabiskan waktu-nya hanya untuk kuliah, kuliah dan kuliah.
Semua waktunya ia habiskan untuk kuliah dan belajar. Akan tetapi pada suatu
hari, semua waktu Vito untuk belajar mulai menurun dan tidak lagi semaksimal
dulu. Ini semua di sebabkan oleh kondisi perekonomian keluarga Vito di desa yang menurun
akibat kondisi kesehatan Ayah Vito yang sakit-sakitan di desa, sehingga tidak
dapat lagi mengirimi Vito uang bulanan tepat pada waktunya dan tidak dapat
mencukupi semua keperluan kuliah Vito serta tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan makan Vito di kota. Mulai saat itu, Vito pun harus pandai dalam mengatur
keuangan-nya. Setiap paginya Vito hanya meneguk segelas air putih saja dan mulai berjalan kaki dari tempat kediaman-nya,
biasanya Vito berangkat Pukul 05.00 subuh dari kediaman-nya untuk melakukan perjalanan menuju kampus
dengan berjalan kaki dengan mengenakan celana pendek dan kaos
olahraga, seakan-akan Vito sedang melakukan olahraga pagi, mengingat jarak
tempuh yang harus di tempuh oleh Vito adalah 2 KM dari jarak kediaman-nya, sehingga
itu sangat menguras keringat dan biasanya Vito tiba paling pagi dibandingkan
dengan teman-teman mahasiswa lainnya, setelah itu Vito akan menggantikan pakaian-nya dengan
kemeja dan celana panjang yang telah ia siapkan dalam rangsel-nya dan siap untuk
mengikuti aktifitas perkuliahan-nya seperti biasa. Aktifitas perkuliahan
biasanya di mulai dari pukul 08.00 pagi dan berakhir pukul 17.00 sore sesuai
dengan jadwal perkuliahan yang telah di programkan. Setelah selesai mengikuti
semua perkuliahan, Vito pun kembali ke kediamannya dengan cara yang sama yang
sering ia lakukan di pagi hari, namun karena perkuliahan berakhir sore hari,
Vito terlihat seakan-akan sedang melakukan olahraga sore. Sehingga tidak
seorang-pun yang mengetahui kesulitan yang sedang di alami Vito. Sepanjang
perjalanan pulang, Vito memanfaatkan tanaman yang tumbuh dan ia jumpai di
pinggir jalan untuk dapat di jadikan sayur sebagai pelengkap makan malam Vito
nanti di rumah. Banyak waktu Vito yang tersita dan terbuang oleh karena
jauh-nya jarak tempuh Vito dari kampus menuju tempat kediaman-nya, sehingga
tidak banyak yang dapat ia lakukan. Tetapi
Vito adalah potret pemuda yang mandiri dan kuat, ia tidak mau menyerah oleh
keadaan, Vito terus melangkah dan maju untuk meraih semua yang di
cita-citakannya, meskipun ia harus mengorbankan masa muda-nya yaitu di mana
hari-hari yang penuh dengan pergaulan anak muda, bersenang-senang menikmati
indahnya masa muda dan have fun bareng teman-teman. Tetapi semua-nya tidak
dapat di lakukan oleh Vito, karena waktu begitu cepat berganti dan waktu Vito
banyak terpakai untuk jarak pulang - pergi dari kampus ke tempat kediaman-nya.
Setiap hari-nya Vito menghabiskan waktu 2 jam perjalanan untuk ke kampus dan
sisanya ia habiskan untuk kuliah dan membaca Buku di perpustakaan. Vito tidak
dapat memenuhi semua tawaran dan undangan dari teman-teman kampusnya untuk
menghadiri acara yang di selenggarakan oleh teman-temannya tersebut, mengingat
Vito harus hemat dan pandai dalam mengatur kondisi keuangan-nya saat ini, dan apabila Vito masih ingin menggapai semua yang
ia cita-citakan maka Vito harus hemat dan pandai dalam mengatur kondisi
keuangan-nya. Vito menyadari bahwa dirinya tidak dapat bersenang-senang seperti
kebanyakan pemuda lainnya dan
menghabiskan banyak waktu mudanya dengan berkumpul dan bersenda gurau bersama
pemuda lainnya dan menghabiskan waktu bersama. Hari-haripun di lalui Vito
dengan senyuman, setidaknya Vito masih dapat tersenyum dan diberikan kesempatan
dari Tuhan untuk mewakili pemuda-pemuda yang ada di desanya untuk menjadi
harapan dan tumpuan untuk desanya kelak. Vito bersyukur dengan keadaan-nya
sekarang dan Vito percaya bahwa sesuatu yang di raih dengan susah payah dan penuh
perjuangan, maka hasilnya-pun akan lebih baik di bandingkan semua yang di raih
dengan mudah dan tidak ada perjuanga-nya sama sekali.
Tuhan
itu maha penyayang dan penuh kasih setia, ia memberikan semua yang kita
butuhkan. Dengan segala kerendahan hati dan kesederhanaan yang di miliki Vito,
Tuhan menganugerahkan kepadanya seorang sahabat yang baik hati dan perduli
kepadanya. Valencia adalah seorang putri Tunggal dari keluarga pengusaha pabrik
sepatu di kota itu. Vito dan Valencia adalah sama-sama sekelas dan merupakan
mahasiswa fakultas hukum. Setiap harinya Valencia selalu memperhatikan semua
yang di lakukan oleh Vito dari kejauhan tanpa di sadari oleh Vito. Hanya
Valencia sajalah yang mengetahui semua yang terjadi pada Vito. Ia tahu bahwa
selama ini Vito hanyalah berpura-pura berolahraga pagi dan sore hanya untuk
menutupi kesusahan yang sedang di alami Vito, dan ia pun paham akan semua yang
di lakukan oleh Vito adalah karena Vito tidak ingin di kasihi. Vito adalah
pemuda yang baik, mandiri, pandai dan sederhana, karena kesederhanaan-nya
itulah sehingga Vito disenangi oleh dosen dan teman-teman mahasiswa di kampus-nya.
Vito adalah figur pemuda yang berbeda dari pemuda lainnya yang ada di kampus, Vito selalu menyempatkan diri-nya
untuk membaca di perpustakaan karena ia tahu kondisi keuangannya yang tidak
dapat membantunya untuk membeli buku perkuliahan, sehingga waktu yang ada ia
sempatkan untuk membaca. Valencia selalu mengamati setiap gerak-gerik yang
dilakukan oleh Vito, Valencia selalu mencoba untuk mendekati Vito agar
dapat membantu Vito keluar dari semua
permasalahan yang di hadapi oleh Vito. Vito-pun menyambut baik kehadiran
Valencia, ternyata Valencia adalah teman wanita pertama bagi Vito, sebelumnya
Vito belum pernah bersahabat dengan wanita. Persahabatan mereka pun berjalan
baik dan panjang. Vito dan Valencia saling mendukung satu dengan yang lainnya
dalam hal pendidikan, Valencia selalu meminjamkan buku-buku perkuliahan yang di
butuhkan oleh Vito, begitupun sebaliknya, Vito selalu membantu Valencia dalam
hal akademika.
Tiga
tahun pun berlalu dengan begitu cepat, tanpa terasa beberapa bulan lagi Vito
dan Valencia akan melangsungkan ujian kelulusan dan wisuda. Semua persiapan
telah di lakukan dengan baik. Tetapi nasib tidak dapat di tolak, tiga hari sebelum
ujian kelulusan di laksanakan, Valencia mengalami kecelakaan mobil yang sangat
parah, dan ia pun harus di larikan ke unit gawat darurat dan di rawat di rumah
sakit Harapan bangsa kamar VIP no 12. Dua hari sudah Valencia di rawat, namun
belum juga nampak kemajuan dan perkembangan dari diri Valencia. Sehari lagi
ujian kelulusan akan di langsungkan,
tetapi Valencia belum juga memberikan kemajuan yang baik. Vito sangat sedih
dengan keadaan yang di alami oleh sahabatnya ini, Vito selalu ada dan setia menemani
Valencia di rumah sakit. Tetapi Valencia belum juga memberikan tanda-tanda
kemajuan yang baik. Tiba-tiba saja Valencia memanggil-manggil nama Vito, “Vito…. Vito… Dimana kamu? “ Vito pun
terbangun dan dengan spontan menjawab panggilan Valencia dengan Hati gembira. “
aku di sini Valen” kata Dokter “kamu jangan banyak bicara dulu, kamu masih
harus banyak istirahat” ini demi kabaikan kamu juga Valen. “Ujar Vito.” Kemudian
Valen menjawab “ tapi malam ini aku harus berbicara banyak dengan kamu Vito,
waktu aku tak banyak lagi” kemudian Vito menggenggam tangan Valen sambil
berkata “ ssssst.. kamu jangan berkata seperti itu valen, waktu kamu masih
banyak dan kamu masih memiliki kesempatan untuk
mengikuti ujian kelulusan besok, aku akan selalu mendampingi kamu Valen,
kamu harus tahu itu”. “Ujar Vito” Kemudian Valen menjawab kepada Vito sambil
meneteskan airmata di pipinya, “ aku tahu itu Vito, tapi kamu harus
mendengarkan aku malam ini, aku tahu semua perjuangan kamu selama ini untuk
meraih semua mimpi-mimpimu, jangan kamu sia-siakan semua-nya itu hanya karena
aku, aku juga mau mengucapkan terima kasih untuk semua kebaikan kamu selama
ini, kamu selalu membantu aku di kala susah maupun senang, kamu selalu setia
dan ada, kamu adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki dalam hidup, aku
juga ingin kamu tahu, meskipun diriku kelak telah tiada, aku kan selalu
mendampingi kamu kemanapun kamu pergi dan ingatlah hari ini, kamu harus tetap mengikuti
ujian kelulusan besok apapun yang terjadi dan meskipun tanpa diriku, karena sesungguhnya aku
akan selalu ada dalam hatimu.” Kata Valencia kepada Vito” spontan Vito-pun
meneteskan airmata dan memeluk Valencia untuk terakhir kali dalam hidupnya. Dan
pada Akhirnya Valencia menghembuskan nafas terakhir di pelukan Vito untuk
selamanya, di hari selasa pukul 00.00 tengah malam memasuki tanggal 12 – 12 –
2012 dimana ujian kelulusan akan di laksanakan
pada pagi harinya. Kesedihan tidak dapat di tahan lagi oleh seluruh
keluarga, dosen, teman-teman dan sahabat dari Valencia. Semua turut merasakan
kepergian Valencia untuk selama-lamanya, namun ujian kelulusan harus tetap dilangsungkan.
Meski tanpa Valencia Vito-pun tetap tegar untuk menghadapi ujian kelulusan ini
dan berusaha mewujudkan keinginan Valencia
yang terakhir kalinya.
Akhirnya
Vito di-nyatakan lulus dan meraih gelar Sarjana Hukum yang akan di wisudakan
beberapa hari lagi. Vito tidak dapat membendung kebahagiaan-nya selama ini
untuk mencapai semua-nya. Seorang pemuda desa yang memulai segala sesuatu-nya
dengan sendiri dan akhirnya mencapai semuanya juga dengan sendiri. Namun ia percaya bahwa sesungguhnya walaupun
raganya hanya sendiri namun hatinya tidak pernah sendiri.
kemudian
Vito kembali ke Desa-nya dan membangun Desanya menjadi lebih baik, Vito menjadi
panutan banyak orang dan memotifasi
pemuda-pemudi yang ada di desa-nya.
Sumber: Tabloid Kampus - GAUNG /Edisi
Khusus/November 2012/Tahun IX