Sabtu, 01 Desember 2012

Valdo Sapasuru - Pemenang I Cerpen Gaung 2012

Dalam rangka HUT TABLOID KAMPUS UKI - PAULUS MAKASSAR KE - VII, GAUNG mengadakan "Lomba Karangan Cerpen" yang di ikuti oleh seluruh fakultas yang ada di Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar, keseluruhan peserta yang mengikuti ajang ini berjumlah 13 peserta mewakili Fakultas masing - masing dan kemudian akan mencari 2 pemenang saja yaitu Juara I dan II. Pemenang lomba karangan CERPEN GAUNG masing - masing mendapatkan Hadiah berupa Uang Tunai+Trophy Penghargaan serta kepada Juara I akan dimuat karangan cerpen-nya pada Tabloid Gaung Edisi Khusus/November 2012/Tahun IX, yang diterbitkan pada tanggal 29 November 2012 bersamaan dengan peneguhan Wisuda Sarjana S1 Ke - XXXX dan Wisuda Magister Ilmu Hukum S2 Ke - XVI - Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.




Cerpen Pendidikan
HARI MUDAKU HILANG DI MAKAN WAKTU
Oleh: Valdo Sapasuru (Pemenang I Lomba Cerpen Gaung)

              Hari pertama memulai aktifitas sebagai seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi ternama di Kota Daeng, membuka  lembaran cerita baru yang  setiap lebarannya akan diisi dengan hiruk pikuk kehidupan  di kota serta  perjalanan hidup seorang pemuda yang akan mengisi setiap lembar demi lembarnya dengan semangat perjuangan untuk menggapai cita – cita dan meraih masa depan yang gemilang sebagai bagian dari cerita hidupnya.
                Vito adalah seorang pemuda yang lahir dan dibesarkan di sebuah desa terpencil di Tolikara – Wamena. Sejak duduk di bangku SMP ia telah bekeinginan  untuk melanjutkan pendidikan-nya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu bangku kuliah jikalau nanti-nya Vito lulus dari SMA di desa-nya, namun sangat di sayangkan, di desa Vito tidak terdapat Universitas, sehingga kebanyakan pemuda dan masyarakat setempat hanyalah  tamatan SMA saja, tetapi Vito memiliki pandangan dan pemikiran yang berbeda dari kebanyakan pemuda dan masyarakat di Desanya yang hanya bisa pasrah dan menyerah pada keadaan, namun Vito memiliki keinginan dan Harapan yang besar untuk meraih cita-citanya dengan melanjutkan pendidikan-nya ke jenjang yang lebih tinggi lagi yaitu dengan masuk pada sebuah perguruan tinggi negeri ternama di kota, walaupun ia harus meninggalkan keluarga, teman, sahabat serta desa tempat ia di lahirkan dan di besarkan.
                Pengumuman Kelulusan tingkat SMA di desa-nya pun akhirnya di umumkan hari ini, Vito pun merasakan kebahagian yang sangat besar dengan pencapaian Vito selama ini, ia dinyatakan Lulus dan meraih nilai terbaik. Namun di hari yang bahagia ini, Vito masih merasakan kesedihan yang mendalam, mengingat karena waktu Vito bersama keluarga, teman dan sahabat-sahabatnya semakin berkurang dan tak banyak lagi. namun Vito sadar akan keputusan yang telah dibuatnya, karena ia  menaruh harapan yang sangat besar untuk desanya nanti di kemudian hari, sehingga Vito bertekad untuk selalu kuat dan tegar dalam menjalani keputusan yang telah manjadi pilihan hidupnya.
                Waktu-pun berlalu begitu cepat, saat-saat yang di nantikan-pun tiba, Vito harus melangkah jauh meninggalkan desa yang menjadi rumah-nya selama ini, namun  semuanya ini telah menjadi pilihan Vito yang harus ia jalani. Tangis perpisahan-pun melepas kepergian Vito menuju kota tempat tujuan utama Vito mewujudkan semua harapan dan cita-citanya selama ini.
                Keramaian kota-pun menyambut kedatangan Vito sebagai pemuda desa yang datang ke kota untuk berjuang menggapai semua mimpi-mimpinya yang ia gantungkan selama ini. Vito-pun memulai kehidupan barunya di kota sebagai seorang pemuda  desa yang memiliki mimpi dan harapan yang besar untuk desanya kelak. Inilah awal dari perjalanan hidup Vito,  Ia mulai Beranjakan kaki-nya dari satu universitas ke universitas yang lain untuk mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru. Dan atas doa dan perjuangan-nya selama ini, akhirnya Vito  diterima pada sebuah perguruan negeri ternama di kota tersebut,  walaupun Vito adalah seorang pemuda Desa namun ia tidak kalah cerdas dibandingkan dengan kebanyakan pemuda kota. Hari pun berganti hari, musim berganti musim, semuanya di lalui Vito sebagai seorang mahasiswa kos-kosan yang mulai merasakan kerasnya kehidupan di kota dan yang terpisah jauh dari sanak keluarga dan teman-teman yang menyayanginya. Ia pun mulai teringat  akan kehidupan masyarakat di desanya yang enggan untuk meninggalkan kampung halaman  mereka hanya  untuk melanjutkan pendidikan di kota ke jenjang yang lebih tinggi yaitu bangku kuliah, akhirnya Vito pun  mulai mengerti dan memahami situasi dan kondisi yang terjadi, setelah Vito mengalami semuanya  dalam hidupnya, ia pun kemudian mulai bertekad kuat untuk merubah kehidupan di desanya yang di mulai dari diri sendiri dulu  kemudian di ikuti oleh semua pemuda di desanya kelak.
                Setiap harinya Vito menghabiskan waktu-nya hanya untuk kuliah, kuliah dan kuliah. Semua waktunya ia habiskan untuk kuliah dan belajar. Akan tetapi pada suatu hari, semua waktu Vito untuk belajar mulai menurun dan tidak lagi semaksimal dulu. Ini semua di sebabkan oleh kondisi  perekonomian keluarga Vito di desa yang menurun akibat kondisi kesehatan Ayah Vito yang sakit-sakitan di desa, sehingga tidak dapat lagi mengirimi Vito uang bulanan tepat pada waktunya dan tidak dapat mencukupi semua keperluan kuliah Vito serta tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan makan Vito di kota. Mulai saat itu, Vito pun harus pandai dalam mengatur keuangan-nya. Setiap paginya Vito hanya meneguk segelas air putih saja  dan mulai berjalan kaki dari tempat kediaman-nya, biasanya Vito berangkat Pukul 05.00 subuh dari kediaman-nya  untuk melakukan perjalanan menuju kampus dengan  berjalan kaki  dengan mengenakan celana pendek dan kaos olahraga, seakan-akan Vito sedang melakukan olahraga pagi, mengingat jarak tempuh yang harus di tempuh oleh Vito adalah 2 KM dari jarak kediaman-nya, sehingga itu sangat menguras keringat dan biasanya Vito tiba paling pagi dibandingkan dengan teman-teman mahasiswa lainnya, setelah itu  Vito akan menggantikan pakaian-nya dengan kemeja dan celana panjang yang telah ia siapkan dalam rangsel-nya dan siap untuk mengikuti aktifitas perkuliahan-nya seperti biasa. Aktifitas perkuliahan biasanya di mulai dari pukul 08.00 pagi dan berakhir pukul 17.00 sore sesuai dengan jadwal perkuliahan yang telah di programkan. Setelah selesai mengikuti semua perkuliahan, Vito pun kembali ke kediamannya dengan cara yang sama yang sering ia lakukan di pagi hari, namun karena perkuliahan berakhir sore hari, Vito terlihat seakan-akan sedang melakukan olahraga sore. Sehingga tidak seorang-pun yang mengetahui kesulitan yang sedang di alami Vito. Sepanjang perjalanan pulang, Vito memanfaatkan tanaman yang tumbuh dan ia jumpai di pinggir jalan untuk dapat di jadikan sayur sebagai pelengkap makan malam Vito nanti di rumah. Banyak waktu Vito yang tersita dan terbuang oleh karena jauh-nya jarak tempuh Vito dari kampus menuju tempat kediaman-nya, sehingga tidak banyak yang dapat ia lakukan.  Tetapi Vito adalah potret pemuda yang mandiri dan kuat, ia tidak mau menyerah oleh keadaan, Vito terus melangkah dan maju untuk meraih semua yang di cita-citakannya, meskipun ia harus mengorbankan masa muda-nya yaitu di mana hari-hari yang penuh dengan pergaulan anak muda, bersenang-senang menikmati indahnya masa muda dan have fun bareng teman-teman. Tetapi semua-nya tidak dapat di lakukan oleh Vito, karena waktu begitu cepat berganti dan waktu Vito banyak terpakai untuk jarak pulang - pergi dari kampus ke tempat kediaman-nya. Setiap hari-nya Vito menghabiskan waktu 2 jam perjalanan untuk ke kampus dan sisanya ia habiskan untuk kuliah dan membaca Buku di perpustakaan. Vito tidak dapat memenuhi semua tawaran dan undangan dari teman-teman kampusnya untuk menghadiri acara yang di selenggarakan oleh teman-temannya tersebut, mengingat Vito harus hemat dan pandai dalam mengatur kondisi keuangan-nya saat ini, dan  apabila Vito masih ingin menggapai semua yang ia cita-citakan maka Vito harus hemat dan pandai dalam mengatur kondisi keuangan-nya. Vito menyadari bahwa dirinya tidak dapat bersenang-senang seperti  kebanyakan pemuda lainnya dan menghabiskan banyak waktu mudanya dengan berkumpul dan bersenda gurau bersama pemuda lainnya dan menghabiskan waktu bersama. Hari-haripun di lalui Vito dengan senyuman, setidaknya Vito masih dapat tersenyum dan diberikan kesempatan dari Tuhan untuk mewakili pemuda-pemuda yang ada di desanya untuk menjadi harapan dan tumpuan untuk desanya kelak. Vito bersyukur dengan keadaan-nya sekarang dan Vito percaya bahwa sesuatu yang di raih dengan susah payah dan penuh perjuangan, maka hasilnya-pun akan lebih baik di bandingkan semua yang di raih dengan mudah dan tidak ada perjuanga-nya sama sekali.
                Tuhan itu maha penyayang dan penuh kasih setia, ia memberikan semua yang kita butuhkan. Dengan segala kerendahan hati dan kesederhanaan yang di miliki Vito, Tuhan menganugerahkan kepadanya seorang sahabat yang baik hati dan perduli kepadanya. Valencia adalah seorang putri Tunggal dari keluarga pengusaha pabrik sepatu di kota itu. Vito dan Valencia adalah sama-sama sekelas dan merupakan mahasiswa fakultas hukum. Setiap harinya Valencia selalu memperhatikan semua yang di lakukan oleh Vito dari kejauhan tanpa di sadari oleh Vito. Hanya Valencia sajalah yang mengetahui semua yang terjadi pada Vito. Ia tahu bahwa selama ini Vito hanyalah berpura-pura berolahraga pagi dan sore hanya untuk menutupi kesusahan yang sedang di alami Vito, dan ia pun paham akan semua yang di lakukan oleh Vito adalah karena Vito tidak ingin di kasihi. Vito adalah pemuda yang baik, mandiri, pandai dan sederhana, karena kesederhanaan-nya itulah sehingga Vito disenangi oleh dosen dan teman-teman mahasiswa di kampus-nya. Vito adalah figur pemuda yang berbeda dari pemuda lainnya yang ada  di kampus, Vito selalu menyempatkan diri-nya untuk membaca di perpustakaan karena ia tahu kondisi keuangannya yang tidak dapat membantunya untuk membeli buku perkuliahan, sehingga waktu yang ada ia sempatkan untuk membaca. Valencia selalu mengamati setiap gerak-gerik yang dilakukan oleh Vito, Valencia selalu mencoba untuk mendekati Vito agar dapat  membantu Vito keluar dari semua permasalahan yang di hadapi oleh Vito. Vito-pun menyambut baik kehadiran Valencia, ternyata Valencia adalah teman wanita pertama bagi Vito, sebelumnya Vito belum pernah bersahabat dengan wanita. Persahabatan mereka pun berjalan baik dan panjang. Vito dan Valencia saling mendukung satu dengan yang lainnya dalam hal pendidikan, Valencia selalu meminjamkan buku-buku perkuliahan yang di butuhkan oleh Vito, begitupun sebaliknya, Vito selalu membantu Valencia dalam hal akademika.
                Tiga tahun pun berlalu dengan begitu cepat, tanpa terasa beberapa bulan lagi Vito dan Valencia akan melangsungkan ujian kelulusan dan wisuda. Semua persiapan telah di lakukan dengan baik. Tetapi nasib tidak dapat di tolak, tiga hari sebelum ujian kelulusan di laksanakan, Valencia mengalami kecelakaan mobil yang sangat parah, dan ia pun harus di larikan ke unit gawat darurat dan di rawat di rumah sakit Harapan bangsa kamar VIP no 12. Dua hari sudah Valencia di rawat, namun belum juga nampak kemajuan dan perkembangan dari diri Valencia. Sehari lagi ujian kelulusan  akan di langsungkan, tetapi Valencia belum juga memberikan kemajuan yang baik. Vito sangat sedih dengan keadaan yang di alami oleh sahabatnya ini, Vito selalu ada dan setia menemani Valencia di rumah sakit. Tetapi Valencia belum juga memberikan tanda-tanda kemajuan yang baik. Tiba-tiba saja Valencia memanggil-manggil nama Vito,  “Vito…. Vito… Dimana kamu? “ Vito pun terbangun dan dengan spontan menjawab panggilan Valencia dengan Hati gembira. “ aku di sini Valen” kata Dokter “kamu jangan banyak bicara dulu, kamu masih harus banyak istirahat” ini demi kabaikan kamu juga Valen. “Ujar Vito.” Kemudian Valen menjawab “ tapi malam ini aku harus berbicara banyak dengan kamu Vito, waktu aku tak banyak lagi” kemudian Vito menggenggam tangan Valen sambil berkata “ ssssst.. kamu jangan berkata seperti itu valen, waktu kamu masih banyak dan kamu masih memiliki kesempatan untuk  mengikuti ujian kelulusan besok, aku akan selalu mendampingi kamu Valen, kamu harus tahu itu”. “Ujar Vito” Kemudian Valen menjawab kepada Vito sambil meneteskan airmata di pipinya, “ aku tahu itu Vito, tapi kamu harus mendengarkan aku malam ini, aku tahu semua perjuangan kamu selama ini untuk meraih semua mimpi-mimpimu, jangan kamu sia-siakan semua-nya itu hanya karena aku, aku juga mau mengucapkan terima kasih untuk semua kebaikan kamu selama ini, kamu selalu membantu aku di kala susah maupun senang, kamu selalu setia dan ada, kamu adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki dalam hidup, aku juga ingin kamu tahu, meskipun diriku kelak telah tiada, aku kan selalu mendampingi kamu kemanapun kamu pergi dan ingatlah hari ini, kamu harus tetap mengikuti ujian kelulusan besok apapun yang terjadi dan  meskipun tanpa diriku, karena sesungguhnya aku akan selalu ada dalam hatimu.” Kata Valencia kepada Vito” spontan Vito-pun meneteskan airmata dan memeluk Valencia untuk terakhir kali dalam hidupnya. Dan pada Akhirnya Valencia menghembuskan nafas terakhir di pelukan Vito untuk selamanya, di hari selasa pukul 00.00 tengah malam memasuki tanggal 12 – 12 – 2012 dimana ujian kelulusan akan di laksanakan  pada pagi harinya. Kesedihan tidak dapat di tahan lagi oleh seluruh keluarga, dosen, teman-teman dan sahabat dari Valencia. Semua turut merasakan kepergian Valencia untuk selama-lamanya, namun ujian kelulusan harus tetap dilangsungkan. Meski tanpa Valencia Vito-pun tetap tegar untuk menghadapi ujian kelulusan ini dan berusaha  mewujudkan keinginan Valencia yang terakhir kalinya.
                Akhirnya Vito di-nyatakan lulus dan meraih gelar Sarjana Hukum yang akan di wisudakan beberapa hari lagi. Vito tidak dapat membendung kebahagiaan-nya selama ini untuk mencapai semua-nya. Seorang pemuda desa yang memulai segala sesuatu-nya dengan sendiri dan akhirnya mencapai semuanya juga dengan  sendiri. Namun ia percaya bahwa sesungguhnya walaupun raganya hanya sendiri namun hatinya tidak pernah sendiri.
                kemudian Vito kembali ke Desa-nya dan membangun Desanya menjadi lebih baik, Vito menjadi panutan banyak orang  dan memotifasi pemuda-pemudi yang ada di desa-nya.

Sumber: Tabloid Kampus - GAUNG /Edisi Khusus/November 2012/Tahun IX